Jepang 2^
Inilah
Tarian dan Alat Musik Tradisional Dari Jepang
Jepang
memiliki berbagai alat musik dan tarian tradisional yang cukup indah. Walau
tidak sebanyak dengan apa yang dimiliki negara kita tercinta, Indonesia.
Karakteristik negara kepulauannya menciptakan variasi tradisi yang berbeda di
setiap daerahnya sama seperti negara kita. Mungkin ada beberapa yang kalian
tahu atau bahkan tidak sama sekali. Berikut adalah beberapa tarian dan alat
musik tradisional dari Jepang :
1.
Bon Odori
Bon Odori merupakan tarian
tradisional dari Jepang yang ditarikan di festival setiap musim panas atau saat
masa panen tiba sebagai ungkapan syukur kepada dewa. Biasanya, ditarikan secara
massal dengan orang-orang menari
berkeliling sambil menggunakan yukata
atau kimono,
diiringi oleh musik tradisional dan menggunakan berbagi macam gerakan. Langkah
kaki bergerak bebas disertai hentakan kaki yang mengeluarkan suara. Lalu tangan
juga bergerak sesuai dengan iringan musik/ritme musik.
Bon Odori sebenarnya
dilaksanakan setelah seremoni Obon. Obon sendiri merupakan rangkaian upacara
adat sebagai penyambutan arwah leluhur. Tarian tradisional Jepang ini biasanya
dilakukan di halaman-halaman kuil. Selain itu, tarian tradisional Jepang yang
satu ini merupakan tarian puncak dari seremoi musim panas di Jepang. Yang
dilaksanakan setiap tangal 15 Juli dan 16 Juli.
2.
Kasa
Odori
Tidak
jauh berbeda dengan Bon Odori. Bedanya, para penari Kasa Odori menggunakan
payung sebagai salah satu alat tarian dan digunakan. Di ujung payung-payung itu
ada benda kecil seperti logam emas. Kasa Odori telah ada sejak zaman Edo
(1603-1867M). Kini, tarian Kasa Odori jadi karakteristik khas bagi Prefektur
Tottori timur dan biasa dilangsungkan ketika musim panas (festival Shan-shan Ang).
Payung yang digunakan dalam seremoni atau pertunjukan tradisional Jepang ini
bernama Shan-shan Matsuri. Shan-shan Matsuri ini berasal dari bunyi logam yang
berada di ujung payung. Orang Jepang, mendengar bunyi logam yang bergemerincing
itu seperti “shan-shan”.
Tarian
tradisional Jepang ini ditarikan oleh pria dan wanita. Masing-masing mengenakan
baju yang bagus dan menari bersama. Musik yang mengiringi tarian ini bernama
Kinansebushi. Asal-usul tarian tradisional Jepang yang satu ini sebenarnya
berasal dari daerah Inaba. Di daerah tersebut dikenal sebuah tarian meminta
hujan bernama Inaba Kasa Odori.
3.
Nihon Buyo
Tarian
yang satu ini merupakan tarian tradisional Jepang yang dilakukan dengan
mengenakan kimono
sambil menggunakan berbagai macam alat seperti kipas Jepang, tali dan
semacamnya. Gerakan yang dilakukan sangatlah pelan dan penuh dengan seni. Tidak
sembarang orang yang menarikan tarian ini dan biasanya diperlukan guru yang
khusus untuk mengajarkannya. Nihon
Buyo biasanya dilakukan dalam acara sebagai hiburan.
4.
Noh Mai
Noh Mai
adalah tarian tradisional dari Jepang yang diiringi oleh drum dan kecapi
sebagai latar musiknya. Terkadang ada vokal suara juga yang dinyanyikan di
antara latar musik tersebut. Tarian ini dilakukan untuk menampilkan sebuah
cerita. Tergantung dari apa ceritanya, penari akan mengenakan berbagai macam
kostum dan terkadang mengenakan topeng.
5.
Kabuki
Boleh
dibilang Kabuki adalah tarian tradisional Jepang yang paling populer. Setiap
ada pertunjukan Kabuki digelar,dipastikan akan penuh oleh penonton. Sejak zaman
tenno (kaisar Jepang) hingga sekarang, Kabuki selalu menjadi primadona
masyarakat Jepang. Penarinya adalah para kaum pria. Kabuki menawarkan olah tari
yang berbaur dengan kritik sosial dan kearifan hidup. Gerak khas Kabuki
terletak pada langkah kaki yang sangat lemah lembut. Terdapat tiga gerakan
dasar pada Kabuki yaitu gerakan memutar, gerakan tangan dan gerakan kepala.
Setiap gerakan ini menyimbolkan aktualisasi diri manusia seperti saat menangis,
gembira sedih dan berbagai aktualisasi diri emosional lainnya.
Penari
Kabuki dirias dengan mencolok dan mewah. Hal tersebut semakin membuat tarian
tradisional Jepang ini berbeda dengan tarian tradisional lainnya. Oleh UNESCO,
tarian tradisional Jepang, Kabuki telah ditetapkan sebagai Karya Agung Warisan
Budaya Lisan dan Non Bendawi Manusia. Kabuki ini memiliki sejarah yang cukup
panjang. Pada 1603, tarian kabuki ini sebernarnya berwujud dramatari. Yang
dibawakan oleh seorang penari wanita bernama Okuni. Dramatari tersebut
dibawakan di kuil bernama Kitano Temmangu. Bermula dari dramatari itulah,
Kabuki kini berkembang.
6. Onikenbai
Ciri
khas tarian tradisional Jepang ini, penarinya memakai topeng Oni (raksasa
Jepang). Identik dengan gerakan menghentak tanah. Melambangkan Oni yang
membantu manusia untuk mengusir roh dursila dari dalam tanah. Tujuannya agar
panen para petani bisa berhasil.
Tarian
Onikenbai ini biasanya dilanjutkan dengan tarian Nanazumai, yang berarti tarian
tujuh kepala. Melambangkan siklus atau fase pertanian yang merupakan mata
pencarian primer penduduk Jepang pada zaman dahulu. Tarian Nanazumai ditarikan
dengan membawa tujuh alat berbeda. Masing-masing alat ini menceritakan setiap
fase dalam pertanian. Filosofi menjadi bagian yang tak lepas dari
keberlangsungan tarian tradisional Jepang ini.
7. Arauma
Tari Arauma ini
melambangkan rasa syukur atas hasil pertanian yang melimpah. Tarian ini juga
sebagai bentuk rasa terima kasih penduduk Okawadai (satu kota di Provinsi
Aomori) terhadap kuda-kuda yang telah membantu mata pencarian mereka. Arauma
ditarikan secara berpasangan oleh pria dan wanita. Sang pria menjadi uma
(kuda), sedangkan sang wanita menjadi haneto (manusia). Dengan diiringi musik
taiko (gendang), fue (seruling), dan chappa (simbal), tarian Arauma
dilaksanakan dengan berak-arakan dan diikuti teriakan, “Rassera! Rassera!”.
8.
Shamisen
Siapa
yang tidak kenal dengan alat musik yang satu ini. Shamisen yang sering diangkat dalam cerita manga atau anime ini merupakan alat
musik tradisional Jepang seperti biola yang memiliki tiga tali senar dan sering
digunakan dalam berbagai macam acara musik tradisional di Jepang. Sama halnya dengan
biola, alat ini juga menggunakan batang kayu sebagai alat bermainnya yang
disebut batchi.
9.
Shakuhachi
Shakuhachi merupakan alat musik tradisional
Jepang yang berupa suling bambu. Shakuhachi
sendiri merupakan suling bambu dengan 5 lubang di mana 4 lubang ada pada bagian
depan dan 1 lubang pada bagian belakang suling tersebut. Alat musik ini sering
digunakan dalam meditasi para biksu, acara-acara tarian musik tradisional
seperti Noh, Kabuki dan semacamnya.
Akhir-akhir ini alat musik ini juga digunakan dalam musik modern.
10. Koto
Koto juga mungkin sudah tidak asing di
telinga kalian. Koto
merupakan alat musik tradisional dari Jepang seperti kecapi di Indonesia,
memiliki panjang rata-rata 180 cm dengan lebar 20 cm. Alat musik ini memiliki
13 tali senar, dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jempol, telunjuk dan
jari tengah dari tangan kanan yang sudah dipasangkan alat bernama tsume. Sedangkan tangan
kiri digunakan untuk mengatur suara nada dengan cara menahan tali senar sama
seperrti pada gitar.
11.
Wadaiko
Tarian tradisional Jepang
yang satu ini menggunakan sebuah alat musik tradisional Jepang sebagai
pengiringnya. Alat musik Taiko adalah instrumen primer dari tari Wadaiko. Taiko
sendiri berarti drum besar (gendang berukuran jumbo). Merupakan alat musik yang
keberadaanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan tradisional masyarakat Jepang
sekaligus dari tarian tradisional Jepang yang satu ini.
12. Biwa
Sama
halnya dengan Shamisen,
Biwa juga
merupakan alat musik tradisional dari Jepang yang menggunakan Batchi sebagai alat
bermainnya. Alat musik ini berbentuk seperti gitar dan memiliki jenis yang berbeda
tergantung dari jumlah tali senar dan suara yang dihasilkan. Bisa dimainkan
secara solo
atau juga sebagai alat musik pelengkap dalam gagaku,
musik upacara resmi.
Demikianlah
beberapa tarian dan alat musik dari Jepang. Apakah kalian mengenalnya?
Terima Kasih atas kunjungan Anda, semoga bermanfaat ^^.
Sumber/artikel asli : https://japanesestation.com/inilah-9-tarian-dan-alat-musik-tradisional-dari-jepang/
https://www.binasyifa.com/089/81/26/nama-nama-tarian-tradisional-jepang.htm












Komentar
Posting Komentar